Musi Banyuasin (Muba), V-Today — Festival Wisata Kuliner “Kitek Nia” 2025 bukan sekadar pesta makanan. Acara yang digelar di depan Rumah Dinas Bupati Muba ini menjelma menjadi panggung pelestarian budaya, identitas lokal, sekaligus penguatan ekonomi masyarakat.
Acara ini juga menjadi momen bersejarah dengan peluncuran resmi logo dan maskot Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV dan Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) V Sumsel, yang akan digelar di Muba.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan H. Cik Ujang dalam sambutannya menyebut kuliner sebagai “jendela budaya.”
“Di setiap rasa ada cerita, dan di setiap sajian ada identitas lokal yang harus kita jaga,” ujar Cik Ujang yang disambut tepuk tangan hadirin.
Aneka makanan khas Muba seperti pindang patin, kemplang, lempok durian, dan sajian tradisional lainnya tampil dengan nuansa otentik. Setiap stan kuliner bukan hanya menjual makanan, tetapi juga menyampaikan kisah dan filosofi di balik resep turun-temurun.
Helatan ini turut diramaikan dengan tari Gending Sriwijaya, pertunjukan musik daerah, dan teater rakyat, menciptakan atmosfer budaya yang hidup dan membumi.
Bupati Muba M. Toha menyatakan bahwa Festival Kitek Nia adalah cara Muba menjaga warisan budaya sambil mendorong ekonomi kreatif.
“Lewat acara ini, kita tak hanya mengenalkan makanan khas, tapi juga membangun rasa bangga terhadap budaya sendiri,” ujarnya.
Lebih dari 100 pelaku UMKM lokal turut meramaikan festival ini. Tak hanya meningkatkan pendapatan, mereka juga mewariskan budaya kuliner kepada generasi muda.
Partisipasi UMKM ini membuktikan bahwa kearifan lokal bisa menjadi motor penggerak ekonomi, sekaligus memperkuat jati diri daerah di tengah arus modernisasi.
Cik Ujang juga menegaskan bahwa pelestarian budaya memerlukan inovasi agar tetap relevan dan mendunia.
“Tradisi harus berkembang tanpa kehilangan jati diri. Muba punya potensi besar, tinggal bagaimana kita kelola dengan visi yang tepat,” katanya.
Kesuksesan Festival Kitek Nia 2025 menegaskan posisi Muba sebagai daerah yang serius dalam membangun pariwisata berbasis budaya dan kuliner. Ini bukan sekadar event tahunan, tetapi bagian dari strategi jangka panjang memajukan daerah lewat budaya.(AL)
Leave a comment