V-Today, INTERNASIONAL – Ketegangan di Suriah selatan kembali memanas setelah Israel meluncurkan serangan udara ke wilayah Sweida dan Daraa pada Selasa (15/7). Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah pengumuman gencatan senjata oleh pemerintah Suriah.
Menurut laporan koresponden Aljazeera, jet-jet tempur Israel menargetkan sejumlah lokasi strategis, termasuk markas polisi dan posisi pasukan keamanan di Sweida. Beberapa korban dilaporkan tewas dan luka-luka, namun belum ada rincian resmi mengenai jumlah pasti.
Netanyahu Bersumpah Tak Biarkan “Lebanon Kedua”
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa operasi militer ini bertujuan mencegah terbentuknya situasi di Suriah yang menyerupai Lebanon. Ia juga menyatakan komitmennya untuk melindungi komunitas Druze di wilayah tersebut.
“Kami tidak akan membiarkan Suriah menjadi Lebanon kedua,” tegas Netanyahu.
“Israel akan bertindak bila kelompok bersenjata mengancam stabilitas perbatasan atau komunitas Druze.”
Pemimpin Kristen Kecam Serangan Pemukim Israel ke Situs Suci
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, turut memperingatkan bahwa jika rezim Suriah membahayakan kaum Druze, maka Israel siap melakukan intervensi lebih jauh.
Gencatan Senjata Diabaikan, Bentrokan Kembali Pecah
Gencatan senjata sebenarnya telah diumumkan oleh Menteri Pertahanan Suriah, Marhaf Abu Qasra, pada Minggu lalu. Namun, kenyataannya bentrokan antara pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata tetap berlangsung di sejumlah distrik Sweida.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Suriah, bentrokan sengit menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai sekitar 100 lainnya. Media lokal bahkan menyebut angka korban mencapai 90 jiwa.
Juru bicara militer Suriah mengkonfirmasi bahwa 18 tentara tewas dalam insiden terbaru. Pasukan keamanan yang masuk ke Sweida mengklaim bertujuan mengendalikan senjata ilegal dan mengembalikan stabilitas.
AS Desak Israel Hentikan Serangan
Situs berita Axios melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump telah meminta Israel untuk menghentikan serangan udara terhadap pasukan Suriah. Sumber dari pemerintah AS menyebut Israel telah berjanji untuk menghentikan serangan pada Selasa malam.
Utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack, dalam pernyataannya di platform X (Twitter), mengungkapkan kekhawatiran atas meningkatnya konflik di Sweida. Ia menekankan perlunya solusi damai yang melibatkan semua pihak, termasuk komunitas Druze dan Badui.
Konflik Berlarut, Warga Sipil Terjebak
Hingga hari ini, pasukan pemerintah masih bertempur melawan kelompok bersenjata di beberapa wilayah Sweida. Meski sempat menarik kendaraan militer dan mendirikan pos-pos keamanan, kesepakatan damai kembali dilanggar.
Kementerian Dalam Negeri Suriah menyebut bahwa Israel mendukung kelompok bersenjata dengan serangan udara, yang menyebabkan sejumlah personel keamanan tewas.
Komandan keamanan internal Sweida, Brigadir Jenderal Ahmad al-Dalati, menegaskan bahwa kehadiran pasukan pemerintah bertujuan untuk menjaga ketertiban dan memastikan perlindungan warga sipil.(*)
Sumber : Aljazeera
Leave a comment