V-Today, TEKNOLOGI — Persaingan membangun kecerdasan buatan (AI) kian memanas. Tak mau tertinggal, CEO Meta Mark Zuckerberg melakukan langkah ekstrem: membangun data center AI dalam tenda!
Langkah ini dilakukan untuk mempercepat ekspansi infrastruktur AI demi mendukung layanan seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook. Menurut laporan SemiAnalysis yang dikutip Futurism, Meta kini lebih mengutamakan kecepatan daripada kemewahan bangunan.
“Semua orang berlomba membangun data center secepat mungkin dalam perlombaan menuju AGI. Karena terbatasnya pasokan listrik, kapasitas, dan tenaga konstruksi, Meta membangun di dalam tenda,” ungkap CEO SemiAnalysis, Dylan Patel.
Ambisi Zuckerberg: 1 GW Klaster Super
Mark Zuckerberg mengonfirmasi ambisi besar Meta dalam unggahan di Facebook, menyatakan:
“Meta bakal menjadi yang pertama mendirikan klaster super 1 GW+ untuk AI.”
Langkah ini merupakan bagian dari investasi raksasa Meta dalam pengembangan AI generatif dan kecerdasan super, yang disebut-sebut bernilai ratusan miliar dolar AS.
Fasilitas baru yang dibangun dalam tenda ini menggunakan modul pre-fabrikasi. Artinya, seluruh struktur disiapkan dan dirakit dengan cepat agar bisa langsung beroperasi.
Gaya ini mengingatkan publik pada aksi Elon Musk yang membangun pabrik Tesla Model 3 dalam tenda pada 2023 untuk mengejar permintaan pasar.
Tak hanya infrastruktur, Meta juga mengincar SDM unggulan di bidang AI. Menurut pernyataan Sam Altman, CEO OpenAI, dalam podcast bersama saudaranya Jack Altman, Meta dilaporkan menawarkan bonus hingga US$100 juta (sekitar Rp1,6 triliun) untuk menarik staf OpenAI.
Sumber internal Meta juga menyebutkan bahwa Zuckerberg secara langsung menghubungi kandidat-kandidat terbaik dalam upaya rekrutmen agresif.
Asal Usul ChatGPT: Dari Mimpi Ilmuwan ke Teman Digital Jutaan Manusia
Di sisi lain, karyawan OpenAI disebut sedang bekerja dalam tekanan tinggi, dengan jam kerja mencapai 80 jam per minggu. Bahkan, perusahaan dikabarkan akan melakukan shutdown sementara minggu depan untuk memberi waktu istirahat bagi pegawai mereka.
Sementara OpenAI mengatur ulang langkah, Meta justru gas penuh demi mengejar dominan AI generatif, teknologi masa depan yang dipercaya mampu mengubah cara manusia bekerja dan berpikir.
Curhatan ChatGPT tentang suka duka jadi AI yang kerja 24 jam
AGI (Artificial General Intelligence) adalah bentuk AI tingkat lanjut yang bisa berpikir, belajar, dan memahami seperti manusia. Tidak hanya menjalankan perintah spesifik, tapi juga dapat beradaptasi lintas konteks dan menyelesaikan berbagai masalah secara mandiri.(*/AL)
Leave a comment