V-Today, KEBUDAYAAN – Kedaton Nusantara Jayakarta telah menggelar Selamatan Agung Suro bertajuk Sesaji Rajasuyo pada Kamis, 17 Juli 2025, di Balirung Sari, Jl. Kramat IV No. 44, Lubang Buaya, Jakarta.
Acara sakral ini menjadi ruang doa bagi para tokoh budaya sekaligus peneguhan Datuk Dirajawali sebagai pemimpin adat yang berkomitmen menjaga nilai-nilai tradisi di tengah masyarakat modern.
Sesaji Rajasuyo merupakan tradisi kuno yang berakar dari era Raja Hayam Wuruk di masa Majapahit. Tradisi ini diwariskan oleh Kerajaan Demak Bintoro, dan diperkuat secara spiritual oleh Sultan Agung Mataram.
Kedaton Nusantara Jayakarta terus melestarikan warisan ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan simbol pemersatu budaya Nusantara.
“Selamatan Agung ini bukan hanya ritual budaya, tapi juga pernyataan spiritual untuk kemakmuran bangsa dan penguatan jati diri Nusantara,” ujar PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat, Pengageng Kedaton Nusantara Jayakarta.
Rangkaian acara dimulai dengan Doa Agung untuk keselamatan dan kemakmuran Indonesia, khususnya menyambut era Nusantara Golden Age.
Selanjutnya, dilakukan peneguhan dan pengagungan tokoh-tokoh adat dan budaya sebagai bentuk penghormatan terhadap para penjaga nilai-nilai luhur bangsa.
Wungonan Reresik Tosan Aji, Menyucikan Pusaka, Menghidupkan Roh Budaya di Bawah Purnama Suro
Dalam balutan busana adat, PNA Mas’ud Thoyib tampil khidmat saat menyampaikan makna Selamatan Agung di hadapan para tamu undangan.
Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh budaya dari berbagai wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga tamu kehormatan dari Malaysia dan perwakilan dari beberapa tokoh budayawan.
Kehadiran mereka menunjukkan kecintaan terhadap budaya Indonesia serta mempererat hubungan lintas daerah dan bangsa.
“Selain sebagai ruang spiritual, acara ini mempererat silaturahmi budaya antarwilayah dan antarbangsa, demi Nusantara yang rukun dan sejahtera,” tambah PNA Mas’ud Thoyib.(ALF)
1 Comment