Home Internasional Tarif Trump Ancam EU, Inggris Siap Jadi Peluang Baru Bisnis
Internasional

Tarif Trump Ancam EU, Inggris Siap Jadi Peluang Baru Bisnis

Inggris bisa diuntungkan jika Trump jadi terapkan tarif 30% ke Uni Eropa. Perusahaan Eropa mungkin pindah produksi ke Inggris untuk menghindari tarif tinggi.

Share
Share

Inggris bisa diuntungkan jika Trump jadi terapkan tarif 30% ke Uni Eropa. Perusahaan Eropa mungkin pindah produksi ke Inggris untuk menghindari tarif tinggi.

V-Today, INTERNASIONAL — Inggris berpotensi besar menarik kembali investasi dari Eropa. Penyebabnya? Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan tarif impor 30% untuk barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Agustus 2025.

Jika rencana ini jadi kenyataan, Inggris bisa menjadi pilihan baru bagi perusahaan-perusahaan Eropa yang ingin menghindari beban tarif tinggi.

Trump Sahkan GENIUS Act: Stablecoin Jadi Legal, AS Siap Masuki Era Kripto Baru

Pernyataan ini disampaikan oleh Alex Altmann, mitra di firma akuntansi Lubbock Fine yang berbasis di London. Ia juga menjabat Wakil Presiden Kamar Dagang Inggris di Jerman.

“Jika tarif 30% benar-benar diberlakukan, maka Inggris akan terlihat jauh lebih menarik bagi produsen Eropa. Tarif Inggris ke AS hanya sekitar 10%,” kata Altmann.

Ia juga menyebut bahwa Inggris memiliki banyak kapasitas produksi yang belum terpakai sejak Brexit.

Sejak keluar dari Uni Eropa, Inggris memang kehilangan banyak perusahaan besar. Namun saat ini, posisi dagang Inggris dengan AS dan EU justru mulai stabil.

Di bawah kepemimpinan PM Keir Starmer, Inggris berhasil membuat ulang perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Selain itu, tarif ekspor mobil ke AS juga dipangkas menjadi 10%.

Situasi ini menjadikan Inggris berada di “sweet spot” perdagangan global.

Lula Kecam AS Larang Visa Hakim Brasil Terkait Kasus Bolsonaro

Tak semua pihak optimis. Carsten Nickel dari firma konsultan Teneo mengatakan, relokasi pabrik dari Eropa ke Inggris tidak bisa terjadi dalam waktu cepat.

“Memindahkan produksi dari Jerman ke Inggris butuh waktu bertahun-tahun. Apalagi Inggris lebih kuat di sektor keuangan, bukan manufaktur,” ujarnya.

Meski peluang baru terbuka, dampak negatif Brexit masih membayangi. Menurut Kantor Anggaran Inggris (OBR), ekspor dan impor Inggris diperkirakan akan turun 15% dalam jangka panjang. Produk domestik bruto (PDB) juga diperkirakan 5% lebih rendah dibanding jika Inggris tetap di Uni Eropa.

Hingga kini belum ada kepastian apakah tarif 30% dari Trump benar-benar akan diterapkan. Ia dikenal sering berubah sikap. Sebelumnya, ia bahkan pernah mengancam tarif hingga 50%.

Namun jika kebijakan ini diterapkan, Inggris bisa menjadi alternatif menarik bagi produsen Eropa yang ingin tetap dekat dengan pasar Amerika.

Sumber:: CNBC Internasional

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Elon Musk Tolak Permintaan Data Prancis, Sebut Investigasi Bermotif Politik

Platform X menolak menyerahkan data pengguna ke otoritas Prancis. Elon Musk menyebut...

Banjir dan Longsor Terjang Korea Selatan, 14 Tewas dan Ribuan Mengungsi

Presiden Korea Selatan nyatakan zona bencana khusus, hampir 10.000 orang dievakuasi, dan...

Trump Sahkan GENIUS Act: Stablecoin Jadi Legal, AS Siap Masuki Era Kripto Baru

Undang-undang besar pertama di AS yang mengatur stablecoin kini resmi berlaku. Trump...

Konflik Berdarah Suweida Berlanjut Meski Gencatan Senjata Diumumkan

Kekerasan sektarian masih berlangsung di Suweida, Suriah. Meski Presiden sementara Ahmed al-Sharaa...