KSSK menegaskan sistem keuangan Indonesia tetap stabil. Rupiah menguat, inflasi rendah, dan suku bunga turun untuk dorong kredit dan konsumsi.
Jakarta, 28 Juli 2025 – Pemerintah memastikan sistem keuangan Indonesia tetap aman. Hal ini disampaikan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rapat koordinasi terbaru.
Meski ketegangan global masih tinggi, Indonesia dinilai tangguh. KSSK menilai sinergi antar-lembaga berjalan baik untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Rupiah Menguat, Inflasi Terkendali
Nilai tukar Rupiah menguat signifikan. Dari Rp16.865 per dolar AS pada April 2025, kini menjadi Rp16.315 pada akhir Juli.
Inflasi juga tetap rendah. Per Juni 2025, inflasi IHK tercatat hanya 1,87% (yoy). Inflasi inti 2,37%. Harga pangan dan energi terkendali.
Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan dua kali tahun ini. Kini, BI-Rate berada di level 5,25%.
Tujuannya jelas: mendorong kredit dan memperkuat konsumsi. Insentif likuiditas mencapai Rp376 triliun. Kredit tumbuh 7,77% (yoy), dengan penyaluran ke sektor pertanian, UMKM, dan konstruksi.
Pemerintah menyalurkan stimulus ekonomi Rp24,4 triliun pada kuartal II. Bantuan ini meliputi:
-
Diskon transportasi dan tol
-
Bantuan beras dan sembako untuk 18 juta keluarga
-
Subsidi gaji bagi 17 juta pekerja
-
Program makan bergizi gratis untuk pelajar
Selain itu, Rp16,6 triliun dikucurkan untuk memperkuat cadangan beras nasional. Sebanyak 115 ribu rumah MBR juga dibangun lewat program perumahan bersubsidi.
Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar USD15,38 miliar hingga Mei 2025.
Tarif ekspor ke AS turun dari 32% menjadi 19% berkat negosiasi tarif resiprokal. Produk padat karya seperti tekstil dan furnitur diuntungkan.
Sementara itu, tarif impor 0% untuk produk AS membantu menekan harga pangan dan energi domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 6,4% secara kuartalan. Kini berada di level 7.543. Kenaikan ini didorong kepercayaan investor terhadap kebijakan ekonomi.
Di sisi lain, sektor perbankan tetap kuat:
-
CAR: 25,79%
-
Dana pihak ketiga tumbuh 6,96%
-
NPL net: 0,84%
OJK terus meningkatkan pengawasan, terutama di sektor kripto, asuransi, dan dana pensiun. Risk-Based Capital (RBC) perusahaan asuransi tetap sehat, di atas 300%.
LPS juga menjaga stabilitas sistem perbankan. Sebanyak 99,94% rekening masyarakat masih dijamin.
KSSK akan terus memperkuat koordinasi kebijakan. Tujuannya: menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Program prioritas pemerintah seperti Asta Cita, reformasi pajak, dan digitalisasi ekonomi jadi landasan utama. Rapat KSSK berikutnya akan digelar Oktober 2025.(AL)
Leave a comment