Home Internasional Defisit Terbesar Sepanjang Sejarah Penurunan FDI: Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Ekonomi AS 2025
InternasionalPerbankanTodayline

Defisit Terbesar Sepanjang Sejarah Penurunan FDI: Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Ekonomi AS 2025

Ekonomi AS hadapi defisit transaksi berjalan tertinggi US$450 miliar & penurunan FDI jadi US$52,8 miliar di Q1 2025. Apa dampaknya bagi dolar & investor?

Share
Defisit Terbesar Sepanjang Sejarah & Penurunan FDI: Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Ekonomi AS 2025
Share

V-Today, Ekonomi Global – Ekonomi Amerika Serikat menghadapi dua tantangan besar di kuartal I 2025: defisit transaksi berjalan yang membengkak hingga US$450,2 miliar dan penurunan drastis investasi asing langsung (FDI). Kedua hal ini dipicu oleh ketidakpastian kebijakan tarif tinggi yang terus digaungkan Presiden Donald Trump.

Defisit Transaksi Berjalan Tertinggi Sepanjang Sejarah

Berdasarkan laporan Biro Analisis Ekonomi (BEA), defisit transaksi berjalan AS melonjak 44,3% dibanding kuartal sebelumnya, menjadi 6,0% dari PDB nasional – level tertinggi sejak 2006. Lonjakan ini didorong oleh:

  • Impor barang naik tajam (rekor: US$1 triliun)

  • Eksport hanya tumbuh US$21,1 miliar

  • Defisit perdagangan barang tembus US$466 miliar

  • Penurunan ekspor jasa dan pendapatan primer

Khususnya, impor emas nonmoneter dan produk medis meningkat tajam akibat pengusaha yang mengantisipasi tarif baru dari pemerintahan Trump.

FDI Anjlok Jadi US$52,8 Miliar, Terendah Sejak 2022

Arus masuk FDI ke AS juga turun signifikan dari US$79,9 miliar (Q4 2024) menjadi US$52,8 miliar di kuartal I 2025. Ini menandai tren penurunan sejak masa pasca-pandemi, di mana FDI biasanya berada di atas US$61 miliar per kuartal.

Penurunan FDI ini memicu kekhawatiran karena dapat memperburuk tekanan terhadap nilai tukar dolar dan ketergantungan pada pembiayaan eksternal.

Kebijakan Tarif Trump Menambah Ketidakpastian

Banyak ekonom menilai ketidakpastian akibat tarif tinggi dan retorika proteksionis membuat investor global menunda ekspansi ke AS. Namun, beberapa proyek besar yang akan dicatat di kuartal berikutnya memberi harapan:

  • Akuisisi U.S. Steel oleh Nippon Steel: US$14,9 miliar

  • Rencana investasi Hyundai di AS: US$21 miliar


🔮 Prospek Pemulihan Masih Terbuka

Menurut Paul Ashworth (Capital Economics), meskipun FDI bersifat fluktuatif, tren jangka menengah masih menunjukkan peluang pemulihan – terutama lewat proyek manufaktur baru dan restrukturisasi rantai pasok global.

Namun, untuk itu, pemerintah AS harus memberikan kepastian kebijakan dan stabilitas regulasi.

  • Defisit transaksi berjalan: Rekor US$450,2 miliar

  • FDI turun ke titik terendah sejak 2022: US$52,8 miliar

  • Akar masalah: Kebijakan tarif tinggi dan ketidakpastian pasar

  • Solusi: Kebijakan ekonomi yang stabil dan pro-investasi

Share

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

AS Setujui Tarif 19% untuk RI, Prabowo Beli 50 Boeing 777 sebagai Kompensasi Dagang

V-Today, INTERNASIONAL — Hubungan dagang Amerika Serikat dan Indonesia kembali mencair setelah...

Israel Gempur Sweida, Suriah Selatan Memanas Lagi! Netanyahu Ancam Tak Biarkan “Lebanon Kedua”

V-Today, INTERNASIONAL – Ketegangan di Suriah selatan kembali memanas setelah Israel meluncurkan...

Pemimpin Kristen Kecam Serangan Pemukim Israel ke Situs Suci

V-Today, Internasional – Pemimpin-pemimpin gereja Kristen mengecam serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan...

Trump Ultimatum Rusia Beri Pajak Tarif 100%

V-Today, Internasional – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (14/7/2025) mengeluarkan...