Home Nasional Densus 88 Ungkap Peningkatan Radikalisasi Anak dan Remaja Perempuan Lewat Media Sosial
Nasional

Densus 88 Ungkap Peningkatan Radikalisasi Anak dan Remaja Perempuan Lewat Media Sosial

Kombes Pol Didik Novi Rahmanto dari Densus 88 ungkap tren radikalisasi anak dan remaja perempuan melalui grup media sosial dan aplikasi pesan. Strategi deradikalisasi terus diperkuat. Simak peringatannya di sini.

Share
Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Densus 88 Bali, Kombes Pol Didik Novi Rahmanto (tengah memegang mic) saat berbicara dalam acara peluncuran buku karya Leebarty Taskarina berjudul Keluar dari Jerat Kekerasan, di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, Jumat (4/7/2025) sore. (KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
Share

V-Today, JAKARTA – Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Densus 88 Antiteror Polri Bali, Kombes Pol Didik Novi Rahmanto, menyampaikan keprihatinannya terhadap peningkatan radikalisasi di kalangan kelompok rentan, khususnya anak-anak dan remaja perempuan. Fenomena ini terjadi melalui platform media sosial dan aplikasi perpesanan instan yang semakin marak digunakan sebagai sarana penyebaran paham ekstrem.

Dalam beberapa waktu terakhir, kata Didik, terdapat banyak provokasi dan propaganda paham radikal yang tersebar melalui grup-grup di media sosial dan aplikasi pesan. Setelah dilakukan pendalaman, terungkap bahwa sebagian besar individu yang terpapar adalah perempuan dan anak-anak.

“Beberapa waktu lalu kebetulan saya juga menangani yang dilakukan oleh mereka, mereka masuk di level-level SMP, anak-anak remaja yang masuk dalam grup,” ujar Didik dalam acara peluncuran buku “Keluar dari Jerat Kekerasan” karya Leebarty Taskarina di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, Jumat (4/7/2025) sore.

Ancaman Masih Ada Meski Penanggulangan Berhasil

Menurut Didik, meskipun strategi penanggulangan terorisme yang dilakukan Densus 88 bersama pemerintah telah menunjukkan hasil signifikan dalam beberapa tahun terakhir, potensi ancaman tetap harus diwaspadai.

“Proses deradikalisasi masih terus berjalan,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa penanganan terorisme membutuhkan pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir, termasuk upaya pencegahan, edukasi, serta penegakan hukum.

Peran Akademisi dalam Penanggulangan Terorisme

Dalam kesempatan yang sama, Didik juga menekankan pentingnya kontribusi akademisi dalam mendukung penanganan terorisme. Ia mengapresiasi peluncuran buku karya Leebarty Taskarina sebagai salah satu bentuk kontribusi ilmiah dalam memerangi radikalisme.

“Munculnya analisis ataupun buku dari Mbak Leebarty ini adalah bagian dari penanganan kebijakan penanggulangan terorisme, ini adalah sumbangan akademisi yang luar biasa,” ungkapnya.

Didik berharap kajian strategis seperti ini dapat menjadi masukan penting bagi aparat penegak hukum, khususnya mereka yang berada di garis depan penanganan kasus terorisme.(Kutipan Kompas)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

15 Hari Keliling Dunia, Ini Hasil Lawatan Internasional Presiden Prabowo

V-Today, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto baru saja menyelesaikan rangkaian kunjungan luar...

Trump Bebas Akses ke Tembaga RI, ESDM: Kita Memang Terbuka

V-Today, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan mengejutkan....

BSU 2025 Sudah Disalurkan ke 13 Juta Pekerja! Cek Syarat, Besaran dan Cara Laporkan Jika Dipotong

V-Today, NASIONAL — Pemerintah terus mempercepat penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2025....

Bebas PPh 22, Ini Daftar Pedagang Online yang Tak Kena Pajak di Marketplace

V-Today, EKONOMI — Direktorat Jenderal Pajak (DJP) resmi mengeluarkan aturan baru soal...