JAKARTA – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon bersama jajarannya menggelar rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Fadli menyampaikan bahwa penyusunan buku sejarah nasional Indonesia yang baru tidak akan memuat secara rinci peristiwa Mei 1998. Ia menyebut peristiwa tersebut hanya akan disinggung secara singkat sebagai bagian dari era reformasi.
“Memang buku sejarah ini tidak membahas Mei 1998 secara detail, hanya snapshot kecil saja dari era reformasi,” kata Fadli Zon dalam rapat tersebut.
Politikus Partai Gerindra itu menjelaskan bahwa penulisan ulang sejarah Indonesia bertujuan memberikan gambaran umum perjalanan bangsa, bukan untuk mendetailkan setiap peristiwa.
“Sejarah yang kami tulis ini tidak ditujukan untuk membahas semua peristiwa secara mendetail. Kalau ingin detail, silakan tulis sendiri-sendiri. Ini adalah versi umum untuk buku nasional,” tegasnya.
“Jadi menurut saya tidak ada yang aneh-aneh,” imbuh Fadli.
Tanggapan atas Kritikan PDIP
Fadli juga menanggapi pernyataan Fraksi PDI Perjuangan yang meminta agar proses penulisan ulang sejarah Indonesia dihentikan. Ia menyatakan bahwa sejarah harus tetap ditulis sebagai bagian dari tanggung jawab bangsa untuk tidak melupakan masa lalu.
“Masa sejarah kita dihentikan? Sejarah itu diperlukan. Ini juga sejalan dengan amanat Bung Karno: ‘Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah’,” ujarnya saat menghadiri acara di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025) malam.
Perjalanan Hidup Sitor Situmorang Sastrawan Marhaenis dan Penyair Toba
Fadli menyebut bahwa penulisan ulang buku sejarah nasional ini melibatkan sejarawan dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, yang dibagi ke dalam tiga klaster wilayah: barat, tengah, dan timur.
Ia pun membantah isu bahwa sejumlah sejarawan mundur dari tim penulisan tersebut.
“Setahu saya, tidak ada sejarawan yang mundur. Yang terlibat berasal dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia,” tandasnya.
“Nanti kita baca dulu saja hasilnya, kita belum baca,” pungkas Fadli Zon. (AL)
1 Comment