V-Today, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan sebesar 0,47% pada perdagangan sepanjang pekan 30 Juni hingga 4 Juli 2025. IHSG ditutup pada level 6.865,19, lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya di posisi 6.987,40.
Penurunan ini terutama dipicu oleh tekanan jual dari investor asing serta sentimen negatif dari data ekonomi domestik dan global. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ikut tertekan, menyusut 0,23% menjadi Rp12.070 triliun dari sebelumnya Rp12.098 triliun.
Investor Asing Lanjutkan Aksi Jual
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan bahwa tekanan jual investor asing mendominasi pergerakan pasar. Sepanjang pekan, aksi jual bersih asing mencapai Rp2,77 triliun, melonjak tajam dibanding pekan sebelumnya yang hanya sebesar Rp112,61 miliar.
Beberapa sentimen negatif yang memengaruhi IHSG antara lain:
-
Data PMI Manufaktur Indonesia masih terkontraksi selama tiga bulan berturut-turut, dengan angka terbaru berada di 46,9.
-
Inflasi tahunan meningkat ke level 1,87% YoY.
-
Neraca perdagangan masih mencatatkan surplus, namun investor bersikap hati-hati.
-
Data ketenagakerjaan AS menunjukkan penguatan, yang bisa menekan aliran dana ke negara berkembang.
-
Kekhawatiran akan berakhirnya masa jeda tarif impor pada 9 Juli 2025 turut menambah ketidakpastian pasar.
Penurunan Volume dan Nilai Transaksi
Selama sepekan, aktivitas perdagangan juga menunjukkan perlambatan:
Indikator Perdagangan | Pekan Ini | Pekan Lalu | Perubahan |
---|---|---|---|
Rata-rata Volume Transaksi Harian | 19,44 miliar saham | 22,13 miliar saham | -12,18% |
Rata-rata Frekuensi Transaksi | 1,05 juta kali | 1,19 juta kali | -12,24% |
Rata-rata Nilai Transaksi Harian | Rp10,39 triliun | Rp13,15 triliun | -21% |
Performa Sektor Saham: Konsumer Siklikal Pimpin Penguatan
Mayoritas sektor saham mencatatkan kinerja positif, kecuali beberapa sektor besar yang mengalami pelemahan:
Sektor Melemah:
-
Keuangan: -1,83%
-
Properti & Real Estate: -0,42%
-
Teknologi: -1,09%
Sektor Menguat:
-
Konsumer Siklikal: +3,24% (penguatan tertinggi)
-
Basic Materials: +2,80%
-
Kesehatan: +2,43%
-
Konsumer Nonsiklikal: +1,36%
-
Industri: +0,72%
-
Energi: +0,26%
-
Infrastruktur: +0,39%
-
Transportasi & Logistik: +0,21%
Aktivitas Pencatatan Efek di BEI
Sepanjang pekan ini, sejumlah emisi baru resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia:
3 Juli 2025
-
PT Bank Syariah Indonesia Tbk:
-
Sukuk Wakalah Subordinasi I Tahun 2025
-
Rating: idA(sy) – PEFINDO
-
-
PT SMART Tbk (Sinar Mas Agro Resources and Technology):
-
Obligasi Berkelanjutan V Tahap I 2025 – Rp500 miliar
-
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I 2025 – Rp500 miliar
-
Rating: idAA- & idAA-(sy)
-
-
PT Duta Anggada Realty Tbk:
-
Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I 2025 – Rp300 miliar
-
Rating: irA- – KRI
-
-
PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk:
-
Obligasi Berkelanjutan II Tahap I 2025 – Nominal tidak disebutkan
-
4 Juli 2025
-
PT Bank OCBC NISP Tbk:
-
Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I 2025 – Rp1,5 triliun
-
Rating: AAA(idn) – Fitch Ratings
-
-
PT Indomobil Finance Indonesia:
-
Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I 2025 – Rp1 triliun
-
Rating: idAA- – PEFINDO
-
-
PT Eagle High Plantations Tbk:
-
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I 2025 – Rp62,18 miliar
-
Rating: idA-sy – PEFINDO
-
Total Emisi Obligasi dan Sukuk di 2025
Hingga awal Juli 2025, BEI mencatat:
-
74 emisi baru dari 46 emiten, total nilai Rp79,28 triliun
-
Total outstanding obligasi dan sukuk di BEI:
-
Rp491,63 triliun + USD111,98 juta
-
Diterbitkan oleh 138 emiten
-
-
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebanyak 193 seri
-
Total nilai: Rp6.337,96 triliun + USD502,10 juta
-
-
Efek Beragun Aset (EBA): 7 seri, senilai Rp2,22 triliun
📊 Outlook Pekan Depan
Pelaku pasar diperkirakan akan mencermati:
-
Keputusan suku bunga global, khususnya dari The Fed
-
Perkembangan akhir dari masa jeda tarif impor
-
Data inflasi terbaru dalam negeri
-
Arah aliran dana asing
Volatilitas masih akan membayangi IHSG, namun peluang rebound tetap terbuka apabila sentimen global dan domestik mulai membaik.(*)
1 Comment