Home TodayLine Ekonomi & Bisnis IMF Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Lebih Kuat, Tapi Tarif Trump Masih Jadi Ancaman
Ekonomi & BisnisInternasional

IMF Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Lebih Kuat, Tapi Tarif Trump Masih Jadi Ancaman

Pertumbuhan global naik berkat lonjakan impor AS dan pelonggaran sebagian tarif, tapi IMF memperingatkan risiko baru jika kebijakan dagang semakin agresif.

Share
Share

V-Today, INTERNASIONAL – Banyak perusahaan di AS mempercepat impor barang untuk menghindari tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Strategi ini disebut “front-loading”, dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

IMF kini memproyeksikan pertumbuhan global sebesar 3% pada 2025 dan 3,1% pada 2026. Angka ini naik dari prediksi April yang masing-masing 2,8% dan 3%.

Meski demikian, proyeksi ini masih di bawah angka Januari sebelum Trump menjabat, yakni 3,3%, dan rata-rata historis sebelum pandemi sebesar 3,7%.

Trump Ungkap Sempat Ingin Bubarkan Nvidia, Mengapa?

IMF memproyeksikan ekonomi Inggris tumbuh 1,2% pada 2025 dan 1,4% di 2026. Angka ini tak berubah dari proyeksi revisi bulan Mei.

Dengan angka tersebut, Inggris akan menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat ketiga di antara ekonomi maju, setelah Amerika Serikat dan Kanada.

IMF menyoroti risiko dari lonjakan impor yang terjadi. Perusahaan bisa menumpuk stok yang berlebihan, meningkatkan biaya penyimpanan, atau bahkan menimbulkan kerugian karena barang cepat usang.

Menurut IMF, tarif tinggi dan ketidakpastian perdagangan bisa menjadi beban pada aktivitas ekonomi pada paruh kedua 2025 hingga 2026.

Inflasi global diperkirakan turun ke 4,2% pada 2025 dan 3,6% pada 2026. Namun, di AS, tarif impor akan mendorong kenaikan harga barang bagi konsumen, sehingga inflasi bisa tetap tinggi.

Sejak April, Presiden Trump menetapkan tarif universal 10% untuk hampir semua barang impor. Ia juga mengancam tarif tambahan mulai Jumat ini.

Trump Jadi Penengah Konflik Thailand-Kamboja, Dunia Waspadai Perang Terbuka

Perundingan dengan Tiongkok sedang berlangsung di Stockholm. Kedua negara menunda tarif baru hingga 12 Agustus.

Namun, tarif tinggi untuk produk seperti mobil, baja, farmasi, dan chip komputer belum dimasukkan dalam proyeksi IMF saat ini.

Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menyebut penurunan ketegangan dagang, meski rapuh, telah membantu stabilitas global.

Namun, ia menegaskan bahwa dampak dari “front-loading” akan memudar. Bila tidak ada perubahan kebijakan, pertumbuhan bisa melambat.

“Dunia masih terluka dan akan terus terluka dengan tarif setinggi ini,” ujarnya.(*)

Sumber: BBC

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Trump Ancam Tarif 25% untuk India Jika Tak Capai Kesepakatan Dagang Pekan Ini

India berpotensi dikenakan tarif 25% oleh AS jika tidak menuntaskan kesepakatan dagang...

Australia Larang YouTube untuk Anak di Bawah 16 Tahun Mulai Desember 2025

Mulai Desember 2025, anak-anak di Australia dilarang punya akun YouTube. Langkah ini...

Gaza Sudah Memasuki Ambang Kelaparan, Anak-Anak Tewas Karena Busung Lapar

PBB menyatakan Gaza telah memasuki ambang kelaparan dengan ribuan anak alami malnutrisi...

Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Gejolak Global, Rupiah Menguat dan Inflasi Rendah

KSSK menegaskan sistem keuangan Indonesia tetap stabil. Rupiah menguat, inflasi rendah, dan...