Home Tokoh Kenapa Patrice Lumumba Dibunuh? Ini Fakta Sejarah yang Jarang Diungkap
Tokoh

Kenapa Patrice Lumumba Dibunuh? Ini Fakta Sejarah yang Jarang Diungkap

Patrice Lumumba, perdana menteri pertama Kongo, dibunuh secara brutal pada 1961. Di balik kematiannya tersembunyi konspirasi kolonial, keterlibatan CIA dan Belgia, serta ketakutan Barat terhadap gerakan kemerdekaan Afrika yang radikal dan merdeka.

Share
Patrice-Lumumba
Share

17 Januari 1961, di sebuah hutan terpencil di Lubumbashi, Provinsi Katanga, Kongo, tiga pemuda dieksekusi secara keji oleh regu tembak. Salah satu dari mereka adalah Patrice Lumumba, Perdana Menteri pertama Republik Demokratik Kongo. Dia adalah simbol perjuangan pembebasan nasional dan suara keras melawan kolonialisme serta imperialisme global.

Eksekusi itu tak hanya brutal—dilakukan malam hari, di tengah hutan, lalu jenazahnya dibakar dan dimusnahkan—namun juga disengaja agar jejak Lumumba dihapus dari ingatan kolektif rakyat Kongo. Namun sejarah membuktikan, Lumumba tak akan pernah dilenyapkan begitu saja.

Latar Belakang dan Masa Muda

Lumumba lahir tahun 1925 di Provinsi Kasai. Setelah keluar dari sekolah, ia pindah ke Stanleyville (kini Kisangani) dan bergabung dalam gerakan évolués—kelompok pemuda terpelajar kulit hitam yang dibentuk kolonial untuk “memberadabkan” bangsanya.

Namun, realitas hidup di bawah kolonialisme Belgia begitu menyakitkan. Kongo diperlakukan layaknya ladang eksploitasi: kerja paksa, kelaparan, penyiksaan, dan diskriminasi rasial. Antara tahun 1891 hingga 1911, lebih dari 10 juta rakyat Kongo tewas akibat kolonialisme.

Menjadi Pemimpin Nasionalis

Lumumba pernah bekerja sebagai pegawai pos dan aktif di serikat buruh. Ia juga pernah bergabung dengan Partai Liberal Belgia cabang Kongo. Tapi hasrat membebaskan tanah air membuatnya meninggalkan jalur moderat dan memilih jalan perjuangan.

Tahun 1958, ia menjadi ketua Mouvement National Congolais (MNC). Di bawah kepemimpinannya, MNC tumbuh cepat dan mendapat dukungan rakyat luas. Aksinya yang paling berani adalah menuntut kemerdekaan penuh Kongo dalam konferensi di Brussel, awal 1960.

Kemenangan MNC di pemilu Mei 1960 menandai berakhirnya kolonialisme Belgia. Pada 30 Juni 1960, Lumumba membacakan Proklamasi Kemerdekaan di hadapan Raja Belgia. Pidatonya tegas, lantang, dan menggetarkan: ia menolak menutupi kekejaman kolonial.

Intervensi Imperialis dan Kudeta

Namun, kemerdekaan Kongo tak berlangsung damai. Belgia dan Amerika Serikat khawatir terhadap pengaruh Lumumba yang anti-imperialis dan condong ke blok timur. Mereka mulai melancarkan propaganda, menyebut Lumumba sebagai komunis dan ancaman regional.

Provinsi Katanga, kaya mineral, didorong Belgia untuk memisahkan diri. Moïse Tshombe, pimpinan Conakat yang pro-kolonial, memproklamasikan Katanga sebagai negara merdeka. Sementara itu, tentara Force Publique memicu kekacauan nasional.

Situasi makin memburuk setelah Joseph Mobutu, mantan sekutu Lumumba yang kini berpihak ke Barat, diangkat sebagai kepala militer. Dengan dukungan CIA dan Belgia, Mobutu menggulingkan pemerintahan Lumumba pada September 1960.

Penangkapan dan Eksekusi

Lumumba dikenai tahanan rumah, sempat melarikan diri, namun ditangkap kembali pada 1 Desember 1960. Meski protes dari negara-negara dunia, termasuk Indonesia dan Uni Soviet, PBB memilih bungkam.

Tanggal 17 Januari 1961, Lumumba dieksekusi di Katanga. Dunia baru tahu sebulan kemudian, dan kematiannya memicu gelombang demonstrasi global. Rakyat dari Beograd hingga Shanghai turun ke jalan menyerukan: “Lumumba akan terus hidup!”

Warisan Lumumba

Di Indonesia, Presiden Soekarno sangat menghormatinya. Sebuah jalan di Jakarta dinamai “Patrice Lumumba”. Bahkan di Padang Sidempuan, Sumatera Utara, ada jalan serupa.

Lumumba adalah martir. Ia bukan hanya tokoh nasionalis, tetapi ikon global perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme. Semangatnya lahir dari api Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung, Indonesia. Ia menolak kolonialisme, bukan hanya sebagai kekuasaan politik, tetapi sebagai sistem penindasan ekonomi dan kebudayaan.

Sayangnya, kudeta terhadap Lumumba membuka jalan bagi kediktatoran Mobutu Sese Seko—rezim korup yang berkuasa 32 tahun dan menjerumuskan Kongo ke dalam kemiskinan dan kekacauan.

Patrice Lumumba adalah pelita yang dipadamkan terlalu cepat. Namun semangat dan gagasannya terus menyala dalam perjuangan bangsa-bangsa tertindas. Hari ini, ketika neo-kolonialisme berwujud baru terus menghantui dunia, nama Lumumba kembali menggema sebagai simbol keberanian dan keteguhan hati. Sebuah warisan yang tak akan pernah dibakar habis oleh peluru dan api musuh.(*)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Marie Curie Ilmuwan Perempuan Pertama Peraih Nobel dan Penemu Radioaktivitas

Marie Curie – Pionir Ilmu Pengetahuan dan Simbol Keteguhan Perempuan dalam Dunia...

Kisah Thomas Sankara Che Guevara Dari Afrika, Pemimpin Muda yang Membebaskan Burkina Faso dari Cengkeraman Imperialisme

Burkina Faso, negara kecil di Afrika Barat, pernah mengalami momentum emas yang...

Perjalanan Hidup Sitor Situmorang Sastrawan Marhaenis dan Penyair Toba

Pada tahun 1947, seorang anak muda berusia 23 tahun yang bekerja di...

Noam Chomsky Bapak Linguistik Modern & Aktivis Kiri Dunia

Pada 7 Desember 2022, Noam Chomsky genap berusia 94 tahun. Dalam usia...