V-Today, BEKASI – Dalam cahaya purnama bulan Suro, halaman Padepokan PSHT Babakan, Mustika Jaya, Bekasi, berubah menjadi panggung sakral. Ratusan orang berkumpul, Kamis malam (10 Juli 2025), mengikuti ritual budaya Wungonan Reresik Tosan Aji.
Ritual ini bukan sekadar pembersihan pusaka seperti keris atau tombak. Ia adalah upacara spiritual yang menyatukan sejarah, identitas, dan kearifan leluhur dalam satu tarikan napas budaya.
Acara yang digelar oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) bersama Paguyuban Pelestari Budaya Pusaka Nusantara (PPBPN), turut didukung oleh pelaku usaha lokal seperti Soto Kudus Bukit Kencana.
🌿 Pusaka: Cermin Jiwa, Bukan Sekadar Logam
Bagi masyarakat Jawa, pusaka seperti keris bukan sekadar senjata atau barang antik. Ia adalah “tosan aji”—logam yang memuat doa, sejarah, dan laku hidup para leluhur. Reresik (pembersihan) pusaka menjadi simbol pembersihan batin pemiliknya.
“Membersihkan pusaka adalah lambang dari upaya menyucikan batin bangsa,” kata Ir. Eddy Asmanto. “Kalau kita ingin masa depan yang jernih, maka masa lalu juga harus kita rawat dengan hati yang bening.”
🔍 Warisan Keilmuan Leluhur
Gus Muhammad Ali Rahman dari PPBPN menegaskan bahwa leluhur Nusantara telah menguasai ilmu metalurgi jauh sebelum dikenal dunia modern. Dari proses menambang logam, memisahkannya, hingga menempa keris—semua adalah warisan pengetahuan tinggi.
“Hari ini geologi baru mendeteksi logam di bumi. Tapi leluhur kita sudah menambang dan menempa sejak seribu tahun lalu,” ungkapnya.
🔗 Menyambung Masa Lalu dan Masa Depan
Sekjen PSHT, Purwanto Budi Santoso, menambahkan bahwa ritual Wungonan bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah anyaman spiritual dan sosial yang memperkuat kesadaran kolektif.
“Pusaka bukan benda mati. Ia adalah narasi hidup tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan melangkah,” jelasnya.
Bukan Mitos, Tapi Meditasi Kolektif
Wungonan Reresik Tosan Aji adalah ajakan diam-diam untuk mengenal diri dan menghargai warisan bangsa. Di bawah cahaya purnama Suro, pusaka dibersihkan—dan bersama itu, nurani bangsa pun dijernihkan.(AL)
Leave a comment