Home Internasional Konflik Berdarah Suweida Berlanjut Meski Gencatan Senjata Diumumkan
Internasional

Konflik Berdarah Suweida Berlanjut Meski Gencatan Senjata Diumumkan

Lebih dari 900 orang tewas dalam konflik sektarian antara Druze dan Bedouin di Suweida, Suriah. Gencatan senjata diumumkan, namun bentrokan masih terjadi di berbagai wilayah.

Share
Share

Kekerasan sektarian masih berlangsung di Suweida, Suriah. Meski Presiden sementara Ahmed al-Sharaa mengumumkan gencatan senjata, bentrokan belum benar-benar berhenti.

Pada Sabtu (19/7), kelompok Druze dilaporkan berhasil mengusir para pejuang bersenjata Bedouin dari pusat kota Suweida. Namun, menurut laporan Reuters, baku tembak tetap terjadi di wilayah lain.

Total lebih dari 900 orang tewas dalam sepekan terakhir. Semua pihak dituduh melakukan kekejaman, termasuk pembunuhan sewenang-wenang dan penjarahan.

Lula Kecam AS Larang Visa Hakim Brasil Terkait Kasus Bolsonaro

Presiden Sharaa sebelumnya mengirim pasukan keamanan ke Suweida. Namun, mereka justru dituduh ikut menyerang komunitas Druze. Dalam pernyataannya, Sharaa menegaskan bahwa pemerintah akan menghukum siapa pun yang melakukan pelanggaran, termasuk aparat negara.

“Tak ada yang kebal hukum,” tegasnya.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengecam keras kekerasan yang terjadi. Dalam unggahannya di media sosial, ia menyebut konflik ini sebagai “pembantaian yang harus segera dihentikan.”

Israel juga turut terlibat. Mereka melancarkan serangan ke pasukan pemerintah Suriah dan Kementerian Pertahanan di Damaskus, sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas Druze.

Gencatan senjata diumumkan sebagai bagian dari kesepakatan antara AS, Suriah, dan Israel. Dalam perjanjian itu, Israel akan menghentikan serangan udara asalkan warga Druze dilindungi.

Hakim AS Blokir Perintah Trump soal Sanksi terhadap Pengacara ICC

Namun hingga Sabtu malam, suara tembakan dan laporan penjarahan toko masih terdengar dari pusat kota Suweida.

Konflik pecah setelah penculikan seorang pedagang Druze di jalan menuju Damaskus. Insiden ini memicu ketegangan lama antara komunitas Druze dan Bedouin, yang akhirnya berujung pada kekerasan massal.

Komisaris HAM PBB, Volker Türk, menyatakan ada dugaan kuat pelanggaran HAM selama konflik ini. Ia menyebut terjadi eksekusi tanpa proses hukum dan pembunuhan acak.

“Pertumpahan darah ini harus dihentikan. Semua pelaku, dari pihak mana pun, harus bertanggung jawab,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyebut bahwa “menjadi minoritas di Suriah adalah hal berbahaya.” Israel pun berkomitmen melindungi komunitas Druze yang juga memiliki kerabat di wilayah Israel.

Meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa konflik sektarian di Suweida masih jauh dari usai. Masyarakat sipil terus menjadi korban utama.

Sumber: BBC

Share

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Banjir dan Longsor Terjang Korea Selatan, 14 Tewas dan Ribuan Mengungsi

Presiden Korea Selatan nyatakan zona bencana khusus, hampir 10.000 orang dievakuasi, dan...

Trump Sahkan GENIUS Act: Stablecoin Jadi Legal, AS Siap Masuki Era Kripto Baru

Undang-undang besar pertama di AS yang mengatur stablecoin kini resmi berlaku. Trump...

Lula Kecam AS Larang Visa Hakim Brasil Terkait Kasus Bolsonaro

Presiden Brasil menyebut larangan visa dari AS terhadap hakim yang menangani kasus...

Hakim AS Blokir Perintah Trump soal Sanksi terhadap Pengacara ICC

Hakim federal AS membatalkan perintah Trump soal sanksi terhadap ICC, menyebutnya melanggar...