Museum sering kali kurang diminati karena citra angker dan kesan kuno yang melekat pada benda-benda bersejarah di dalamnya. Namun, Museum Bali justru menawarkan pengalaman yang kaya akan nilai budaya, sejarah, dan keindahan arsitektur yang memukau, jauh dari kesan menyeramkan.
Sekilas Tentang Museum Bali
Museum Bali merupakan museum tertua di Pulau Bali, dibangun pada tahun 1910. Terletak strategis di pusat Kota Denpasar, tepatnya di Jl. Mayor Wisnu No. 1, Dangin Puri, Denpasar Timur. Museum ini berdampingan dengan Lapangan Puputan Badung dan Pura Jagatnatha.
Museum Bali merupakan museum etnografi yang mencerminkan berbagai unsur kebudayaan Bali, seperti:
- Koleksi arkeologi
- Koleksi historis
- Koleksi seni rupa
- Koleksi etnografi
Bangunan museum dirancang dengan arsitektur tradisional Bali yang penuh ornamen khas. Tata ruangnya menggunakan konsep “Trimanandala”, yaitu:
- Nista Mandala (Jaba Sisi): Bagian luar
- Madya Mandala (Jaba Tengah): Bagian tengah sebelum masuk ke ruang inti
- Utama Mandala (Jeroan): Bagian inti dari area museum
Pengalaman Pertama Saat Memasuki Museum
Tepat di pintu masuk utama, pengunjung akan disambut dengan kulkul, yaitu alat tradisional seperti kentongan yang tinggi menjulang, terbuat dari bambu atau kayu. Di dalam gedung utama, terdapat koleksi prasejarah yang mencakup:
- Alat-alat masa berburu dan meramu
- Peralatan masa bercocok tanam
- Benda-benda dari masa perundagian (budaya logam)
- Koleksi seni rupa Bali di lantai atas
Museum ini juga memiliki tiga gedung utama lainnya yang mewakili daerah-daerah di Bali, yaitu Gedung Buleleng, Gedung Karangasem, dan Gedung Tabanan.
Gedung-Gedung Pameran di Museum Bali
1. Gedung Buleleng
Bangunan ini merupakan sumbangan dari Kabupaten Buleleng, dengan arsitektur khas Bali Utara atau Kerajaan Buleleng. Di dalamnya dipamerkan berbagai kain tradisional Bali, seperti:
- Kain poleng
- Kain endek
- Kain cepuk
- Kain geringsing
- Kain songket
- Kain perada
2. Gedung Karangasem
Gedung ini menampilkan arsitektur khas Bali Timur, Kerajaan Karangasem. Fokus utama pamerannya adalah koleksi Panca Yadnya, yaitu lima jenis upacara suci dalam ajaran Hindu:
- Dewa Yadnya (persembahan untuk Tuhan)
- Butha Yadnya (persembahan untuk roh halus)
- Manusa Yadnya (upacara daur hidup manusia)
- Pitra Yadnya (upacara untuk roh leluhur)
- Rsi Yadnya (persembahan untuk para pendeta)
Konsep ini menjadi dasar pelaksanaan kehidupan masyarakat Bali yang berlandaskan falsafah Tri Hita Karana, yaitu keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.
3. Gedung Tabanan
Gedung ini memiliki nuansa yang lebih mistis dan kental dengan arsitektur khas Bali Selatan. Dibangun dengan gaya atap bertingkat menyerupai Meru dan memiliki ruang induk yang posisinya lebih tinggi di tengah bangunan.
Koleksi di dalam Gedung Tabanan mencakup:
- Topeng-topeng tari Bali seperti topeng Wayang Wong, Jauk, Telek, dan Bondres
- Kostum tari dan perlengkapan ritual seperti keris tari Calonarang
- Wayang kulit, senjata tradisional, dan patung-patung kuno
- Dokumentasi tentang seni tari Bali sejak masa prasejarah hingga pengaruh Majapahit
Seni tari Bali sendiri terbagi menjadi tiga jenis utama:
- Tari Wali: Untuk upacara keagamaan (sakral)
- Tari Bebali: Pengiring upacara keagamaan
- Tari Sanghyang: Tari kerawuhan atau kesurupan sebagai media spiritual
Museum Bali bukan sekadar tempat penyimpanan benda kuno, melainkan cermin perjalanan panjang peradaban dan budaya masyarakat Bali. Dari arsitekturnya yang memukau hingga koleksi-koleksi yang sarat makna, Museum Bali adalah destinasi edukatif dan spiritual yang layak untuk dikunjungi—bukan untuk ditakuti.
Leave a comment