Kisah lengkap Nelson Mandela, dari masa kecil hingga menjadi simbol perjuangan kebebasan dan keadilan di Afrika Selatan dan dunia.
V-Today, INTERNASIONAL — Nelson Mandela adalah salah satu tokoh paling berpengaruh abad ke-20. Ia dikenal sebagai pejuang anti-apartheid, nasionalis Afrika, dan tokoh humanis yang disegani dunia.
Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di sebuah desa dekat Sungai Mbhashe, Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan. Nama lahirnya adalah Rolihlahla, yang dalam bahasa Xhosa berarti “si pengacau” atau “dia yang mematahkan dahan”.
Ketika masuk sekolah dasar, seorang guru memberinya nama Inggris: Nelson. Saat itu, kebijakan kolonial mewajibkan siswa mengadopsi nama Barat.
Awal Pendidikan dan Perjuangan
Mandela termasuk sedikit anak kulit hitam yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia kuliah di University College of Fort Hare, namun dikeluarkan karena ikut demonstrasi mahasiswa.
Pada 1941, ia pindah ke Johannesburg dan bekerja sebagai penjaga tambang. Tahun 1943, ia meraih gelar sarjana dari University of South Africa, dan melanjutkan studi hukum di University of the Witwatersrand.
Di sinilah ia berkenalan dengan tokoh-tokoh radikal seperti Joe Slovo dan Ruth First. Pada 1944, Mandela ikut mendirikan Liga Pemuda ANC.
Masuk Dunia Politik
Mandela aktif dalam aksi protes, pemogokan, dan boikot terhadap sistem apartheid. Pada 1952, ia ditangkap karena dituduh menyebarkan komunisme dan dihukum kerja paksa.
Setelah bebas, ia mendirikan firma hukum Mandela & Tambo yang membantu warga kulit hitam melawan diskriminasi hukum.
Menjadi Semakin Radikal
Pada 1955, Kongres Rakyat menyusun Piagam Kebebasan, sebuah manifesto anti-apartheid. Mandela mulai tertarik pada Marxisme dan ide masyarakat tanpa kelas.
Pembantaian Sharpeville pada 1960, yang menewaskan 69 demonstran, mendorong Mandela percaya bahwa perjuangan damai tidak cukup. Maka, ia ikut mendirikan organisasi militan Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa) pada 1961.
Mandela kemudian keluar negeri untuk mencari dukungan dan pelatihan militer. Namun pada 1962, ia ditangkap dan divonis penjara seumur hidup.
Tahun-tahun di Penjara
Selama 27 tahun di penjara, Mandela mengalami banyak kehilangan, termasuk ibunya dan anak laki-lakinya. Ia juga menyampaikan pidato ikonik “Speech from the Dock”, menyatakan siap mati demi demokrasi.
Kebangkitan Pasca Apartheid
Mandela dibebaskan pada 1990. Ia segera menjadi simbol global perjuangan anti-rasisme. Dia berkeliling dunia, termasuk ke Indonesia dan Vatikan, untuk menggalang dukungan.
Tahun 1994, ANC memenangi pemilu pertama yang demokratis di Afrika Selatan, dan Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama di negaranya.
Meninggalkan Cita-Cita Lama?
Namun, banyak kebijakan sosialnya gagal dijalankan. Demi kompromi politik dan tekanan internasional, terutama dari IMF, Afrika Selatan justru menempuh jalan neoliberalisme.
Reformasi agraria dan nasionalisasi perusahaan strategis tidak terlaksana. Kemiskinan dan pengangguran masih didominasi masyarakat kulit hitam.
Setelah Tidak Menjabat
Mandela tidak memperpanjang masa jabatan atau membangun dinasti. Ia memilih mundur dari politik dan aktif dalam kegiatan sosial, termasuk kampanye anti-HIV/AIDS.
Ia juga tetap kritis secara politik. Mandela mengecam intervensi militer NATO di Kosovo, menentang invasi AS ke Irak, dan terus mendukung Palestina.
Mandela wafat pada 5 Desember 2013 di usia 95 tahun.
Leave a comment