V-Today, INTERNASIONAL – Selama berbulan-bulan, lebih dari selusin anggota Partai Republik di Kongres AS telah memperingatkan soal pemangkasan besar-besaran program Medicaid dalam paket legislasi Presiden Donald Trump. Kini, RUU tersebut telah disahkan dan hanya tinggal menunggu pengesahan resmi menjadi undang-undang.
Senator Thom Tillis dari North Carolina menyebut pemangkasan itu sebagai sesuatu yang “tak terelakkan.” Senator Josh Hawley dari Missouri menyebut langkah itu sebagai “kesalahan.” Sementara Don Bacon, anggota DPR dari Nebraska, yang sebelumnya menolak pemangkasan lebih dari $500 miliar, akhirnya memberikan dukungan karena ada insentif pajak dalam RUU tersebut, meski isinya mencakup pemotongan hampir $1 triliun.
Kini, Partai Demokrat memanfaatkan komentar-komentar dari anggota Republik itu sebagai strategi utama mereka untuk merebut kembali kendali Kongres dalam pemilu paruh waktu 2026.
“Ini seperti tahun 2018 terulang kembali,” ujar Jared Golden, anggota DPR Demokrat dari Maine yang mewakili salah satu daerah pro-Trump.
“Saya tidak akan pernah mendukung pemangkasan Medicaid. Tidak akan pernah.”
Rakyat Tidak Mendukung RUU Ini
Survei Universitas Quinnipiac pada Juni lalu menunjukkan bahwa 53% pemilih menolak RUU tersebut. Namun Partai Republik berargumen bahwa Demokrat telah menghalangi pemotongan pajak untuk keluarga, peningkatan keamanan perbatasan, serta dukungan tambahan bagi militer AS.
Ketua DPR AS Mike Johnson menyebut RUU itu sebagai “salah satu yang paling kompleks dalam sejarah Kongres.” Trump sendiri memuji legislasi tersebut dalam sebuah acara di Iowa dan menyarankan untuk menjadikannya isu utama dalam kampanye mendatang.
Namun para Demokrat tetap yakin bahwa pemangkasan Medicaid akan menjadi isu yang paling merugikan Partai Republik.
Dampak Pemotongan: 12 Juta Orang Kehilangan Asuransi
RUU ini memangkas hampir $1 triliun dari Medicaid selama 10 tahun ke depan, yang akan berdampak pada sekitar 12 juta orang hingga tahun 2034, menurut Kantor Anggaran Kongres (CBO). Banyak dari dampaknya baru akan terasa setelah 2026, ketika persyaratan kerja mulai diberlakukan bagi penerima Medicaid yang masih produktif dan belum memiliki tanggungan.
Beberapa anggota Republik, seperti Rep. Nicole Malliotakis dari New York, membela kebijakan tersebut dengan menyebut bahwa “tidak ada yang kehilangan manfaat jika mereka memilih untuk bekerja.”
Namun kritik dari Demokrat tetap keras. Mereka mengungkapkan bahwa pemangkasan ini secara nyata akan menyulitkan keluarga berpenghasilan rendah, lansia, dan anak-anak.
Demokrat Meluncurkan Serangan Iklan Politik
Menjelang pengesahan RUU, kampanye iklan politik telah diluncurkan dengan anggaran lebih dari $35 juta hanya dalam bulan Juni. Kelompok luar seperti Save My Care, Protect Our Jobs, dan Unrig Our Economy meluncurkan serangkaian iklan yang menargetkan anggota DPR dari Partai Republik di distrik-distrik kunci.
Iklan-iklan ini menyoroti bahwa Partai Republik telah memilih untuk memangkas Medicaid sambil memberikan potongan pajak kepada orang kaya dan korporasi.
Contohnya, iklan terhadap Rep. Juan Ciscomani dari Arizona berbunyi:
“Saat rakyat Amerika merayakan 4 Juli bersama keluarga dan teman, Kongres yang dipimpin Partai Republik justru mengesahkan pemangkasan Medicaid terbesar dalam sejarah.”
Peringatan Internal untuk Partai Demokrat
Meski memiliki isu kuat untuk dikampanyekan, jajaran Demokrat juga menyadari bahwa publik belum banyak mengetahui isi RUU tersebut. Survei internal menunjukkan sebagian besar pemilih masih belum memahami dampak kebijakan ini.
“Jangan biarkan Partai Republik mendefinisikan RUU ini,” demikian salah satu slide dari presentasi strategi kampanye Demokrat yang diperoleh( Kutipan CNN Internasional).
Untuk itu, kelompok luar Demokrat akan terus meluncurkan iklan dan edukasi publik sepanjang 2025 dan menjelang pemilu 2026.
Respons Partai Republik: Fokus ke Potongan Pajak dan Keamanan
Sementara itu, Partai Republik bersiap menyerang balik. Mereka akan menekankan bahwa RUU ini membawa manfaat besar seperti pemotongan pajak bagi keluarga pekerja dan peningkatan anggaran untuk keamanan perbatasan.
Rep. Tim Burchett dari Tennessee mengatakan bahwa rakyat Amerika “mengerti bahwa jika seseorang mampu bekerja, maka seharusnya ia bekerja.”
Rep. Troy Nehls dari Texas bahkan menyatakan, “Itu hanya beberapa orang Amerika… yang sebenarnya bukan warga negara Amerika. Mereka imigran ilegal.”
Pertarungan Pesan Dimulai
Matt Gorman, strategis Partai Republik, menyebut ini sebagai “dua minggu terbaik Trump sejak jadi presiden.” Ia menambahkan, “Sekarang tinggal bagaimana GOP menjual RUU ini kepada basis pemilih mereka untuk menang di 2026.”.(*)
3 Comments