V-Today, INTERNASIONAL – Rusia melancarkan serangan drone dan rudal terbesar sejak invasinya ke Ukraina dimulai, hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dan mendesaknya untuk mengakhiri perang.
Menurut Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan 539 drone dan sekitar selusin rudal, sebagian besar diarahkan ke ibu kota Kyiv. Video dari warga menunjukkan kobaran api besar dan asap tebal yang membubung tinggi di langit kota.
Warga menggambarkan malam itu sebagai salah satu yang paling mencekam sejak invasi skala penuh dimulai pada 2022. Banyak warga menghabiskan malam dengan berlindung di stasiun kereta bawah tanah, dan Kyiv terbangun pagi ini diselimuti asap dari kebakaran yang masih menyala.
Menurut Wali Kota Kyiv, sedikitnya satu orang tewas dan 23 lainnya luka-luka akibat serangan tersebut.
Serangan brutal ini terjadi tidak lama setelah Presiden Trump melakukan panggilan telepon langsung dengan Presiden Putin, di mana Putin kembali menolak gencatan senjata dan menunjukkan tidak ada niat untuk menghentikan perang.
Baca Juga : Serangan Drone Terbesar Rusia Hantam Kyiv Usai Trump Gagal Capai Gencatan Senjata dengan Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai tindakan yang “sangat sinis”, dan menilai Rusia mengirimkan pesan langsung setelah percakapan telepon antara dua pemimpin besar itu.
“Yang mencolok, sirine serangan udara mulai berbunyi di berbagai kota bersamaan dengan munculnya berita bahwa Presiden Trump berbicara dengan Putin,” tulis Zelenskyy. “Rusia sekali lagi menunjukkan tidak ada niat untuk mengakhiri perang dan teror ini.”
Setelah serangan terjadi, Trump juga menghubungi Zelenskyy. Dalam percakapan tersebut, keduanya sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam memperkuat pertahanan udara Ukraina.
Zelenskyy menyebut percakapan itu “sangat penting dan produktif”. Mereka juga membahas kerja sama industri pertahanan dan produksi bersama sistem drone, serta merencanakan pertemuan antar tim mereka dalam waktu dekat.
Namun di sisi lain, administrasi Trump dikritik karena menunda pengiriman senjata penting, termasuk sistem rudal Patriot yang sudah berada di Polandia. Pentagon mengatakan sedang meninjau kembali kesiapan stok senjata AS.
Penundaan tersebut menimbulkan kekhawatiran di Ukraina dan sejumlah negara Eropa, serta dari kalangan Demokrat dan beberapa Republik, yang mencurigai Trump tengah menarik dukungan militer secara perlahan terhadap Ukraina.
Trump sendiri menyatakan kekecewaannya terhadap Putin usai percakapan mereka. “Saya sangat kecewa, dia belum siap mengakhiri perang,” ujarnya.
Zelenskyy disebut telah menyetujui gencatan senjata segera, namun Putin tetap bersikeras melanjutkan agresi.(*)
2 Comments