Home Internasional Rafah Jadi Penjara Raksasa? Israel Dituding Siapkan Langkah Awal Pengusiran Total Warga Gaza
Internasional

Rafah Jadi Penjara Raksasa? Israel Dituding Siapkan Langkah Awal Pengusiran Total Warga Gaza

Menteri Pertahanan Israel mengusulkan pemindahan 2,1 juta warga Gaza ke kamp di Rafah. PBB dan pakar HAM mengecam rencana ini sebagai bentuk pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Simak kronologi dan dampaknya di sini.

Share
Israel Usulkan Pemindahan Total Warga Gaza ke Rafah: PBB Peringatkan Bahaya Pembersihan Etnis
Share

V-Today, INTERNASIONAL –

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengungkapkan bahwa ia telah memerintahkan militer untuk menyiapkan rencana pemindahan seluruh penduduk Jalur Gaza ke sebuah kamp besar di wilayah selatan, tepatnya di atas reruntuhan kota Rafah yang hancur akibat konflik.

Menurut laporan media Israel pada Senin (8/7), rencana ini disebut sebagai upaya untuk mendirikan “kota kemanusiaan” yang akan menampung sekitar 600.000 warga Palestina pada tahap awal, dan pada akhirnya seluruh 2,1 juta penduduk Gaza.

🔍 Hanya yang Lulus Pemeriksaan Keamanan yang Diizinkan Masuk

Israel Katz menyatakan bahwa warga Palestina akan diizinkan masuk ke kawasan tersebut setelah melalui proses penyaringan keamanan, untuk memastikan mereka bukan bagian dari kelompok Hamas. Namun, setelah masuk, mereka tidak akan diizinkan keluar, menjadikan area tersebut semacam zona tertutup permanen.

Jika proses negosiasi gencatan senjata 60 hari antara Israel dan Hamas berhasil, pembangunan kamp itu akan segera dimulai.

⚖️ Dikecam Sebagai Kejahatan Kemanusiaan

Rencana ini menuai kecaman internasional. Seorang pengacara hak asasi manusia terkemuka dari Israel, Michael Sfard, menyebut kebijakan ini sebagai:

“Rencana operasional untuk melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Menurut Sfard, pemindahan paksa ini adalah bentuk persiapan untuk deportasi besar-besaran ke luar wilayah Gaza.

Sementara itu, PBB telah memperingatkan bahwa setiap bentuk pemindahan paksa atau deportasi warga sipil dari wilayah pendudukan melanggar hukum humaniter internasional dan dapat dikategorikan sebagai pembersihan etnis.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Otoritas Palestina maupun Hamas terkait pernyataan Israel tersebut.


🏛️ Netanyahu dan Trump Bahas Rencana Pemukiman Ulang Palestina

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan mantan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk membahas opsi jangka panjang bagi Gaza pasca-perang.

“Saya pikir Presiden Trump punya visi cemerlang. Ini soal pilihan bebas. Jika mereka ingin tinggal, silakan. Tapi kalau ingin pergi, mereka juga harus bisa,” ujar Netanyahu.

Trump menambahkan bahwa dukungan dari negara-negara sekitar sudah diperoleh, dan ia optimis bahwa “sesuatu yang baik akan terjadi.”

Namun, pada Maret 2025, negara-negara Arab mendukung rencana alternatif Mesir senilai $53 miliar untuk membangun kembali Gaza tanpa memindahkan penduduknya. Mereka menyebut ide pemindahan sebagai:

“Pelanggaran berat terhadap hukum internasional, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan bentuk nyata pembersihan etnis.”


🕊️ Trauma Nakba: Ketakutan yang Masih Membekas

Banyak warga Palestina khawatir rencana ini menjadi pengulangan Nakba—yang berarti “malapetaka” dalam bahasa Arab. Nakba merujuk pada peristiwa tahun 1948 ketika ratusan ribu warga Palestina diusir atau melarikan diri saat berdirinya negara Israel.

Sekitar 75% warga Gaza saat ini adalah keturunan pengungsi Nakba, menurut PBB. Sementara itu, sekitar 900.000 pengungsi Palestina tinggal di Tepi Barat, dan 3,4 juta lainnya tersebar di Yordania, Suriah, dan Lebanon.

Konflik terbaru dipicu oleh serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menyandera 251 orang. Sebagai balasan, militer Israel melancarkan operasi besar-besaran ke Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza (yang dikelola Hamas), hingga kini lebih dari 57.500 warga Palestina telah tewas, dan 90% infrastruktur Gaza telah hancur. Termasuk di antaranya:

  • Rumah-rumah penduduk

  • Fasilitas kesehatan

  • Sistem air bersih dan sanitasi

  • Pasokan makanan dan obat-obatan(*)

Share

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

AS Setujui Tarif 19% untuk RI, Prabowo Beli 50 Boeing 777 sebagai Kompensasi Dagang

V-Today, INTERNASIONAL — Hubungan dagang Amerika Serikat dan Indonesia kembali mencair setelah...

Israel Gempur Sweida, Suriah Selatan Memanas Lagi! Netanyahu Ancam Tak Biarkan “Lebanon Kedua”

V-Today, INTERNASIONAL – Ketegangan di Suriah selatan kembali memanas setelah Israel meluncurkan...

Pemimpin Kristen Kecam Serangan Pemukim Israel ke Situs Suci

V-Today, Internasional – Pemimpin-pemimpin gereja Kristen mengecam serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan...

Trump Ultimatum Rusia Beri Pajak Tarif 100%

V-Today, Internasional – Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (14/7/2025) mengeluarkan...