Indonesia menyambut baik gencatan senjata Thailand–Kamboja yang dimediasi Malaysia. Konflik militer empat hari berakhir, ratusan ribu warga dievakuasi, dan RI siap bantu dialog damai.
JAKARTA, V-Today – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja.
Kesepakatan damai ini tercapai pada Senin (28/7), setelah perang berlangsung selama empat hari.
“Kalau memang ini berita terbaru, tentu harus disambut baik,” kata Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat (Roy), di Jakarta.
Sejak konflik pecah, Menteri Luar Negeri RI Sugiono aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan Menlu Malaysia.
Malaysia menjadi ketua ASEAN tahun ini dan bertindak sebagai mediator dalam perundingan damai.
Sugiono juga menyampaikan dukungan Indonesia untuk setiap upaya diplomasi damai di kawasan.
Roy menegaskan, semua negara ASEAN harus menyelesaikan masalah lewat dialog, bukan kekerasan.
Ia menyebut ASEAN berpegang pada Piagam ASEAN dan Treaty of Amity and Cooperation, yang menjunjung tinggi perdamaian dan kerja sama regional.
“Pada akhirnya, semua masalah hanya bisa diselesaikan jika semua pihak mau berdialog,” ujarnya.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan gencatan senjata mulai berlaku tengah malam, 28 Juli 2025, selama 24 jam.
“Thailand dan Kamboja sudah mencapai pemahaman bersama,” kata Anwar setelah perundingan selesai.
Perang meletus pada 23 Juli. Thailand menuduh Kamboja menerbangkan drone dan menembakkan roket ke desa di wilayah Surin.
Sebagai balasan, Thailand meluncurkan jet tempur F-16 dan menggempur pangkalan militer Kamboja.
Namun, Kamboja mengklaim justru Thailand yang memulai serangan.
Dampak perang sangat besar:
-
32 orang tewas
-
130 orang luka-luka
-
200.000 warga dievakuasi dari perbatasan
Indonesia siap mendukung proses dialog lanjutan, jika dibutuhkan.
Sebagai anggota ASEAN, RI berkomitmen menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan.(*)
Sumber: CNN Indonesia
Leave a comment