V-Today, INTERNASIONAL – Sebuah operasi bantuan kemanusiaan kontroversial untuk Gaza, yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa dua pekerjanya terluka dalam sebuah serangan saat menyalurkan bantuan di Khan Younis. Organisasi tersebut, Gaza Humanitarian Foundation (GHF), menyalahkan Hamas atas insiden yang terjadi pada Sabtu itu.
Menurut pernyataan GHF, dua militan melemparkan granat ke pusat distribusi bantuan di kota tersebut. Kedua pekerja yang terluka adalah warga negara Amerika dan saat ini dalam kondisi stabil serta sedang menjalani perawatan medis. Tidak ada pekerja bantuan atau warga sipil lain yang menjadi korban dalam serangan itu.
Kontroversi Operasi GHF
GHF mulai beroperasi sejak Mei lalu dan telah menyalurkan bantuan dari berbagai titik di Gaza bagian selatan dan tengah. Namun, sistem distribusi ini menuai kritik tajam karena memaksa warga Gaza berjalan jauh melintasi zona konflik demi mendapatkan bantuan makanan.
Sejak peluncuran operasi GHF, lebih dari 400 warga Palestina dilaporkan tewas oleh pasukan Israel saat mencoba mengakses bantuan, menurut data PBB dan tenaga medis setempat. Pihak Israel berdalih bahwa sistem distribusi ini bertujuan agar bantuan tidak jatuh ke tangan Hamas.
Seorang kontraktor bantuan yang berbicara kepada BBC mengaku pernah melihat rekan-rekannya menembaki warga Palestina yang kelaparan saat berebut bantuan.
GHF mengatakan bahwa insiden granat tersebut “terjadi di akhir distribusi yang sebenarnya berjalan sukses, di mana ribuan warga Gaza telah menerima bantuan makanan secara aman.”
Mereka juga menambahkan bahwa pihaknya sudah “berkali-kali memperingatkan tentang ancaman kredibel dari Hamas”, termasuk rencana serangan terhadap personel AS, pekerja bantuan Palestina, dan warga sipil.
Sampai saat ini, Hamas belum memberikan komentar resmi terkait tudingan tersebut.
Situasi Terkini di Gaza
Di tempat lain, lembaga pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa sebanyak 32 warga Palestina tewas akibat operasi militer Israel pada Sabtu.
Pada Jumat sebelumnya, Hamas menyatakan kesiapan untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata yang diprakarsai oleh Amerika Serikat. Rencana tersebut mencakup pertukaran bertahap antara sandera Israel yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina di penjara Israel.
Namun, menurut informasi yang diterima BBC, Hamas menginginkan beberapa revisi terhadap rancangan kesepakatan tersebut, termasuk jaminan dari AS bahwa Israel tidak akan langsung melanjutkan serangan setelah gencatan senjata berakhir.
Hamas juga mendesak agar GHF dibubarkan, dan meminta agar penyaluran bantuan hanya dilakukan oleh PBB dan mitra-mitranya. Namun, Israel sejauh ini telah menolak permintaan tersebut.
Data Terbaru Konflik
-
Sekitar 50 sandera Israel masih ditahan di Gaza, dengan setidaknya 20 orang diyakini masih hidup.
-
Sedikitnya 70 warga Palestina dilaporkan tewas dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel.
-
Total korban jiwa di Gaza menurut Kementerian Kesehatan setempat telah mencapai 57.338 orang sejak konflik pecah.
-
Serangan Israel dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel tewas dan 251 orang lainnya disandera.(red/AL)
Leave a comment