Sri Mulyani hadiri Sidang Paripurna DPR bahas RAPBN dan RKP 2026. Asumsi ekonomi: pertumbuhan 5,2-5,8%, inflasi 1,5-3,5%, dan defisit 2,48-2,53% PDB.
V-Today, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri Rapat Paripurna DPR pada Kamis (24/7/2025). Agenda sidang kali ini membahas laporan hasil pembahasan awal RAPBN 2026 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2026.
Laporan tersebut dibacakan oleh Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Jazilul Fawaid.
Dalam laporannya, Banggar menyampaikan sejumlah proyeksi asumsi dasar ekonomi, yaitu:
-
Pertumbuhan ekonomi: 5,2–5,8 persen
-
Laju inflasi: 1,5–3,5 persen
-
Nilai tukar rupiah: Rp16.500–Rp16.900/US$
-
Suku bunga SBN 10 tahun: 6,6–7,2 persen
-
Harga minyak mentah (ICP): US$60–80 per barel
-
Lifting minyak bumi: 605–620 ribu barel/hari
-
Lifting gas bumi: 953–1.017 ribu BOE/hari
Untuk postur makro fiskal RAPBN 2026, berikut angka yang disampaikan Banggar:
-
Pendapatan negara: 11,71–12,31% PDB
-
Belanja negara: 14,19–14,83% PDB
-
Keseimbangan primer: (0,18)–(0,22)% PDB
-
Defisit anggaran: 2,48–2,53% PDB
-
Pembiayaan: 2,48–2,53% PDB
Sri Mulyani menjelaskan bahwa laporan Banggar ini akan menjadi dasar penyusunan RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan yang akan disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo pada Sidang Paripurna DPR, 15 Agustus 2025.
Menkeu menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang erat antara pemerintah dan DPR dalam menyusun RAPBN 2026.
“Sinergi yang baik antara pemerintah, DPR, dan seluruh elemen masyarakat akan menghasilkan APBN yang kuat dan berpihak pada rakyat,” ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Badan Anggaran DPR yang selama ini menjadi mitra konstruktif dalam merancang APBN sebagai alat pencapaian tujuan nasional.(AL)
Leave a comment